Minggu, 13 November 2011

Variasi Vokal


PENDAHULUAN

Suara yang digunakan untuk mengucapkan kata-kata yang akan disampaikan, jauh lebih penting dari kata-kata itu sendiri. Kata-kata tanpa suara ibarat jasad tanpa  nyawa.
Yang harus didalami sebagai seni berbicara di depan publik: teknik pernapasan, cara berdiri,  volume suara, teknik memenggal kata-kata dalam rangkaian ucapan, teknik mengatur tinggi rendahnya lengkingan suara, serta teknik pengaturan kualitas suara.
 Contoh: coba anda lakukan latihan dengan sebuah naskah singkat yang direkam.  Manfaatkan pola teratur dari tinggi rendah suara dan lakukan penekanan serta pergunakan kecepatan penyampaian anda yang normal. Dengan latihan ini, kita dapat menilai kemajuan setelah mendiagnosis masalah-masalah Anda saat mendengarkan rekaman.

BAB I

Berbicara di depan umum, khususnya pada acara-acara tertentu terkadang membuat kita tak percaya diri dan salah tingkah. Itu dikarenakan kurangnya kita menguasai bagaimana berbicara yang baik di depan publik.

A.             Cara mengelola suara
Tuhan menganugrahkan kita kekayaan melalui suara yang dihasilkan oleh organ-organ, seperti: mulut, saluran pernapasan, pita suara, paru-paru.

Written by Mr. Endi on May 5, 2009 – 11:20 am -
http://hosting02.imagecross.com/image-hosting-13/9979produksi-suara-manusia.png
Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis, yaitu : pembentukan aliran udara dari paru-paru, perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun unvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.
Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord), rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan bibir (lips), seperti dapat dilihat pada gambar diatas!
Organ tubuh ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : vocal tract (berawal di awal bukaan pita suara atau glottis, dan berakhir di bibir), nasal tract (dari velum sampai nostril), dan source generator (terdiri dari paru-paru, tenggorokan, dan larynx). Ukuran vocal tract bervariasi untuk setiap individu, namun untuk laki-laki dewasa rata-rata panjangnya sekitar 17 cm. Luas dari vocal tract juga bervariasi antara 0 (ketika seluruhnya tertutup) hingga sekitar 20 cm2. Ketika velum, organ yang memiliki fungsi sebagai pintu penghubung antara vocal tract dengan nasal tract, terbuka, maka secara akustik nasal tract akan bergandengan dengan vocal tract untuk menghasilkan suara nasal.
Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar. Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa. Sinyal pulsa tersebut kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx, rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada proses ini dinamakan sinyal voiced. Namun, apabila pita suara dalam keadaan relaksasi, maka aliran udara akan berusaha melewati celah sempit pada permulaan vocal tract sehingga alirannya menjadi turbulen, proses ini akan menghasilkan sinyal unvoiced. Apabila sinyal suara yang dihasilkan adalah sinyal voiced, terutama vokal, maka pada selang waktu yang singkat bentuk vocal tract relative konstan (berubah secara lambat) sehingga bentuk vocal tract dapat diperkirakan dari bentuk spektral sinyal voiced.
Aliran udara yang melewati pita suara dapat dibedakan menjadi phonation,  bisikan, frication, kompresi, vibrasi ataupun kombinasi diantaranya. Phonated excitation terjadi bila aliran udara dimodulasi oleh pita suara. Whispered excitation dihasilkan oleh aliran udara yang bergerak cepat masuk ke dalam lorong bukaan segitiga kecil antara arytenoids cartilage di belakang pita suara yang hampir tertutup. Frication excitation dihasilkan oleh desakan di vocal tract. Compression excitation dihasilkan akibat pelepasan udara melalui vocal tract yang tertutup dengan tekanan tinggi. Vibration excitation disebabkan oleh udara yang dipaksa memasuki rusang selain pita suara, khususnya lidah. Suara yang dihasilkan oleh Phonated excitation disebut voiced. Suara yang dihasilkan oleh Phonated excitation ditambah frication disebut mixed voiced, sedangkan yang dihasilkan oleh selain itu disebut unvoiced. Karakteristik suara tiap individu bersifat unik karena terdapat perbedaan dalam hal panjang maupun bentuk vocal tract.
 Pada umumnya bunyi suara tersebut dihasilkan dengan adanya hembusan atau arus udara. Arus udara ini dialirkan dari paru-paru, melalui gerakan kembang kempis. Kemudian arus udara dari paru-paru dialirkan ke pangkal tenggorok melalui batang tenggorok, dan menggetarkan pita suara. Udara di dalam faring ikut bergetar dengan menggetarkan pita suara. Udara dalam faring melakukan resonansi. Daerah tabung udara di bawah pita suara (faring), disebut juga kotak suara (voice box). Getaran pita suara itu dialirkan ke rongga mulut sehingga terbentuklah bunyi suara.
Posisi manusia dalam membawakan acara sama dengan balap mobil: mengatur perpindahan dari rendah ke tinggi, dari kecepatan kencang ke rendah, dari posisi berhenti ke posisi bergerak.

B.             Persepsi Audiens Terhadap Pembicara
Albert mehrabian, prof Uni California menemukan hasil penelitian: audien membentuk  persepsinya melalui tiga aspek:
1.                Verbal : apa pesan yang dikatakan  7%
2.                Vokal : bagaimana pesan itu dibunyikan 38%
Aspek vokal menempati urutan kedua yang sangat penting  diantaranya mengartikulasikan dan menyuarakan pesan yang kita sampaikan ke audien 3 kali lebih penting dari pesan itu sendiri. Jadi seberapa pentingnya pesan apabila cara penyampaiannya tidak jelas maka pesan yang penting itu pun tidak akan terlihat penting.
3.                Visual : bagaimana penampilan pembicara 55%
Dalam berbicara, pembicara harus mempersiapkan diri untuk penampilan. Poin-poin yang harus dipersiapkan sebelum tampil, antara lain;
-                    Pelajari dan periksa terlebih dahulu naskahnya, lalu beri penilaian.
-                    Jauhkan diri anda dari kegiatan-kegiatan apapun yang dapat mengganggu anda, dan konsentrasi pada penampilan anda yang sudah dekat.
-                    Bila penampilan anda ad libs, kuasai apa yang menjadi sasaran, dan buat ketentuan tentang bagaimana membangun ide sesuai dengan durasi yang tersedia. Berapa lama anda menyampaikan kata pembukaan dan penutup dan berapa lama presentasi berakhir.
-                    Perhatikan tentang dimana anda memegang atau meletakkan naskah tersebut.
-                    Mengendalikan diri agar tidak berbicara terlalu cepat. Bila melakukan kesalahan, koreksilah secara wajar dan tidak mencolok, kemudian teruskan pembicaraan anda.
-                    Perhatikan selalu sikap dan penampilan, sekali pun akan meninggalkan tempat
C.             Instrumen Berbicara
1.                Motor .
pemompa udara untuk menyaring udara, terdiri dari paru-paru yang mampu menampung sejumlah udara, pipa membuluh bronkial yang mengubah udara melalui jalur  pipa udara (trachea) yang kemudian membentuk hembusan udara ke tulang, tulang rusuk, jaringan otot, dan tulang rawan muda untuk mendukung otot yang siap berkontraksi dengan ruang udara yang tersedia di paru-paru  yang akhirnya udara tersebut akan ditarik dan dilepaskan melalui mulut.
2.           Vibrator.
        Vibration  disebabkan oleh udara yang dipaksa memasuki rusang selain pita suara, khususnya lidah.
3.      Resonator.
 Alat-alat resonansi untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas suara. Resonator yang paling utama adalah:
-                                      Tulang-tulang dada dan muka
-                                      Tabung udara dalam sistem pernapasan
-                    Larinx (yang menghubungkan trachea dan pharynx dan memuat lipatan suara)
-                    Pharynx (yang terletak di antara mulut dan lintasan hidung)
-                    Mulut, hidung, dan rongga dada.
4.                Artikulasi/modifikator.
Artikulator adalah alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi suara.
D.             Memproduksi Suara yang Baik
1.                Volume suara.
Tergantung dari berapa banyaknya udara yang ditekan melalui  tali suara.
2.                Pitch (tangga nada suara).      
Dikendalikan dari panjang tebalnya  pita suara serta seberapa cepat vibrasi dihasilkan, pada suara wanita cenderung memiliki pitch yang lebih tinggi karena lipatan suara pada wanita dewasa umumnya bergetar dua kali lebih cepat dari pada laki-laki dewasa, sehingga suara laki-laki pada umumnya satu oktaf lebih rendah dari pada suara wanita.
3.                Colour (timbre).
Kualitas suara ditentukan dari kemampuan resonansi hidung.
Setiap manusia mempunyai keunikan suara tersendiri.
Tidak ada istilah suara A lebih bagus dari B, asal kita mau melatihnya.

E.             Mengolah Suara agar Terdengar Enak
1.                Kontrol cara bernapas.
Cara bernapas yang salah berdampak pada kurangnya tenaga (power), kurangnya penekanan, kata-kata tersentak-sentak, terengah-engah.
2.                Latihan cara bernapas.
Latihan otot, mengeluarkan napas dua kali lebih lama, streching dan relaks, relaksasi tenggorokan dan leher, postur berperan penting.
F.              Masalah-masalah Kualitas Suara
Masalah paling umum yang berhubungan dengan kualitas suara adalah:
1.                Suara hidung/sengau.
Disebabkan pemakaian yang tidak tepat antara lintasan hidung dan organ-organ berbicara yang saling berkaitan
2.                Suara parau/serak (huskiness).
Suara parau dapat disebabkan oleh radang pada tenggorokan, kerongkongan seorang perokok, infeksi kelenjar leher atau amandel, serta infeksi yang terjadi pada rongga dada, mulut, dan hidung.
3.                Resonansi yang tipis atau kurang resonansi dapat ditingkatkan hanya dengan usaha dari yang punya suara itu sendiri.
Suara yang tipis disebabkan oleh:
-                    napas yang lemah,
-                    berbicara dengan pitch terlalu tinggi,
-                    tidak mampu mempergunakan resonator yang pada dasarnya dapat digerakkan.
G.            Istilah Cara Kita Berbicara
1.                Kejernihan suara (clarity)
Cara pelafalan kata yang jelas sehingga apa yang diucapkan dapat sampai ke telinga pendengar dengan jelas.
2.                Kelancaran/kefasihan (fluency)
Dalam berbicara diharapkan untuk fokus terhadap apa yang dibicarakan sehingga berbicara tidak berbelit-belit yang dapat membuat pendengar sulit untuk memahami apa yang dibicarakan.
3.                Perubahan nada suara (inflection)
Dilakukan dengan meningkatkan pitch. Mengubah nada suara atau perubahan tinggi rendahnya suara. Infleksi dapat membuat irama atau nada yang tetap dan menjemuhkan. Namun apabila kurang infleksi akan menyababkan orang berebicara monoton.
4.                Langgam suara (intonasi)
Kemampuan manusia mengatur nada suara naik dan turun.
Intonasi (prosodi) sebagai aspek akustik sinyal suara sangat membantu di dalam mengidentifikasi setiap segmen akustik dengan fonem. Setiap fonem dihasilkan terutama oleh sistem vokal selama artikulasi yang selanjutnya mempengaruhi dinamika spektrum spektral suara (dalam hal ini formant). Pengucapan suatu kata dapat secara substansial bervariasi di dalam intonasinya mempengaruhi idetitas kata. Fonem dapat menjadi panjang atau pendek, keras atau lemah, dan memiliki pola pitch (nada) yang bervariasi.
5.                Menyenangkan (pleasantness)
Beragam bentuk dan tampilan bergantung pada kecepatan suara (rate) maupun tenaga. Tidak terdengar parau, kasar, melengking, serak dan batuk.
6.                Tinggi nada (pitch)
Pitch digunakan sebagai standar tinggi-rendah dari sebuah tone atau suara. Sinyal suara umumnya merupakan proses secara fisis yang terdiri dari dua bagian: yaitu sebagai hasil dari sumber suara (pita suara) dan sebagai hasil dari penyaringan (oleh lidah, bibir, dan gigi). menganalisa pitch berarti mencoba untuk menangkap frekuensi dasar sumber bunyi dari keseluruhan proses pengucapan suara. Frekuensi dasar sendiri merupakan frekuensi yang dominan yang dikeluarkan oleh sumber bunyi. Frekuensi dasar merupakan parameter paling kuat untuk mengetahui korelasi bagaimana suatu suara diterima oleh pendengar ditinjau dari segi intonasi dan tekanan suaranya.


7.                Kecepatan (rate)
Kecepatan penyampaian ditentukan oleh diri sendiri, dengan berapa jumlah kata yang dapat anda baca dalam satu periode waktu.
8.                Langkah suara (pace)
Dapat disebut juga dengan kecepatan berbicara. Ketika kita berbicara, diharapkan untuk tidak berbicara terlalu cepat, agar audiens mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan dan menelaah kata-kata yang kita ujarkan. Apabila pembicara berbicara terlalu cepat maka pendenggar akan tertinggal untuk dapat memahami apa yang diujarkan pembicara.
9.                Penekanan (stressing)
Penekanan digunakan ketika pembicara menyebutkan poin-poin penting saja dari apa yang dibicarakan. Cara penekanan pada poin-poin penting dilafalkan dengan jelas dan tepat.
10.            Nada suara (tone)
Kualitas suara yang menunjukkan perasaan hati seorang pembicara.
11.            Variasi vokal (vocal variety)
Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah membentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal dan horizontal.
-                    Secara vertikal dibedakan adanya vokal tinggi dan rendah.
-                    Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan, pusat, dan belakang.
Kemudian menurut bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vokal tak bundar.


PENUTUP

Simpulan
           Dalam mulai berbicara, banyak hal yang harus diperhatikan dan disiapkan berawal dari teks mempersiapkan teks naskah (apabila berpidato), berlatih berbicara sebelum tampil di depan umum, dan memperhatikan penampilan agar dapat tampil optimal di hadapan pendengar.
                                   Ada pun yang perlu diperhatikan sebelum berbicara di depan umum, yaitu dengan melatih diri kita untuk memperoleh suara yang baik, agar ketika berbicara di depan umum lancar tanpa ada hambatan seperti gugup,  tidak jelas dalam pelafalan atau pun  kesalahan pemahaman pendengar terhadap apa yang diujarkan oleh pembicara

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Gilbert, Larry King Bill. 2007. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, dan di mana Saja. Jakarta: Gramedia Pustaka





Tidak ada komentar:

Posting Komentar